Just Say Happy B'day...
Aku bangun, menunggu seseorang mengucapkan kata itu padaku. Bukan bermaksud mencari perhatian, namun seberapa besar perhatiannya padaku. Fiuh... itu hanyalah rasa rinduku padanya. Hari ini aku memulai hari dengan berdoa. Sudah terbesit niat dalam hati untuk tahajut malam ini, namun terlalu siang aku bangun. Kulanjutkan dengan tidur dan tidur hingga menjelang siang di Lab Seni rupa. Tahukah kau hanya gadis bernama icha lah yang pertama dan satu satunya memberi selamat, disamping kemarin sesepuh sempat mengingatkan cindil dan canya untuk minta traktiranku. Ica sempat dekat denganku, teman seangkatanku. Namun saat aku hampir berpacaran dengannya, aku menolaknya. Ternyata seseorang yang memperhatikanku adalah gadis yang didepanku. Aku memang orang yang bodoh, sangat bodoh. Terimakasih icha, kebaikanmu kan slalu ada dihatiku. Baru kemarin aku berangkat ke Surabaya hanya untuk mengurusi kartu studi semester III ini. Berencana untuk tidak pulang, aku menetap sehari untuk membandingkan apakah hari ini spesial dimata teman teman di Surabaya ataukah yang berada di rumah sendiri.Aku tak habis fikir mengapa tak ada inisiatif sama sekali teman teman untuk... ah... aku bingung. Aku masih ingat kata alumni, jadilah orang yang diingat dan dibutuhkan. Mungkin usahaku kurang untuk membantu teman teman sehingga tak diingat diriku dihari ini. Seakan akan aku mengemis ucapan, memalukan. Sekali pernah aku mengucapkan selamat berupa pantun kepada cendel, gadis seangkatanku. Responnya begitu tak enak, aku tak akan mengucapkan itu lagi padanya. Pelajaran yang dapat kuambil dari sini dan sudah beberapa kali terjadi ialah tidak semua kebaikan kita akan terbalas dengan kebaikan pula. Mungkin itulah hidup, membuat kita semakin keras dalam beradaptasi. Aku kapok lagi bila seperti ini jadinya. Aku memulai hari yang spesial ini sendrian. Dimana semua pulang kenegaranya masing- masing, akupun demikian. Lab sepi, baru beberapa menit kutinggal melihat jadwal kereta api. Motor kutitipkan di pnggiran Lab, dengan maksud besok senin aku sudah kembali lagi ke Surabaya untuk menyerahkan Kartu studi yang sudah dibayar serta berniat mendaftar didalam UKM saat MPMB besok. Pramuka aku datang...!!! Aku berjalan menuju terminal wonokromo berharap ada LAN lewat, namun hingga separuh perjalanan tak ada yang berhenti. Akhirnya aku potong jalan berhubung waktu keberangkatan sebentar lagi.
Dijalan aku bertemu dengan seorang yang menawarkan tumpangan. namanya Pak Soleh. Rumahnya tak jauh dari kampus, daerah krukah. Untung Pak soleh lewat disaat aku kelelahan dikejar waktu. Aku sangat berterimakasih padanya diantara semua kecurigaan kejahatan Surabaya, ternyata ada juga orang yang baik. Tak sampai disitu aku bertemu orang baik. Sampai di Stasiun Wonokromo, aku membeli tiket keberangkatan madiun dengan SRI Tanjung. Masuklah aku keperon dengan percaya diri. Sampai didalam aku mengambil kursi tunggu disamping ibu ibu yang membawa beberapa kardus penuh beserta anak gadisnya sebaya denganku. Akupun bertanya pada ibu itu tentang tiket, maksud, dan pengalaman pertamaku ini. Ibu dan gadis itu hendak ke banyuwangi. Sampailah Sri Tanjung dan semua penumpang masuk. Aku tak tahu Sri Tanjung ini hendak kebanyuwangi, sehingga kuikuti gadis itu, seumpama aku salah bisa bertanya kepadanya. Lantas aku benar benar salah naik, mereka cukup menghawatirkanku, dan itu membuatku sedikit merasa aman dalam perjalana, walaupun aku tak sempat meminta nomor HP nya. Terimakasih teman, semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi untuk aku mengucapkan terimakasih. Dengan duduk sendiri, aku dipandu oleh bapak yang tepat duduk dihadapanku. Diceritakan beberapa keasikan naik kereta, mungkin dalam hatinya semoga aku tidak kapok lagi naik kereta api.
Sampai pada stasiun gubeng aku oper ke Sri Tanjung jurusan Jogjakarta, namun nantinya aku akan turun di Stasiun Barat. Akhirnya lega duduk dengan ditemani beberapa kakak yang juga ramah. Aku sempat tersenyum sendiri menyaksikan pengalaman pertamaku naik kereta api yang lumayan memalukan, disamping menyenangkan karena aku dapat menceritakanya dihari Spesialku ini. Mereka turun madiun, sempat cerita banyak dan pamit padaku. Mulai memasuki madiun perjalanan satu jam ditempuh. Kereta sudah kehabisan penumpang, dan yang lebih seru lagi gerbongku hanya ada aku saja yang tertinggal. Kutengok kebelakang dan kedepan tak ada tanda tanda kehidupan sama sekali sesekali petugas lewat untuk memantau keadaan dan lenyap lagi. Aku akhirnya pindah kegerbong paling depan setelah gerbong kedua yang kusinggahi kurasa tak aman lagi dalam hatiku.
Lama lama lama akhirnya sampailah pada stasiun barat. Turun dan aku menghubungi adik untuk dijemput, setengah jam kemudian akupun sampai rumah. Bukan lama perjalanan, namun lama adik tak membalas, ditambah lama menunggunya datang. Sampai mangkel dalam hati ini rasanya. Sesampai rumah lelah sudah badan ini setelah perjalanan, pengalaman, dan hari yang melelahan. Aku tersenyum sendiri dalam hati, walaupun akhirnya terkena flu juga. Sempat aku menelpon seseorang yang kutunggu sejak pagi tadi namun hanya datar sambutannya. Padahal saat ulangtahunnya pebruari lalu sampai nangis ia marah padaku karena aku lupa beberapa jam saja untuk mengucapkan selamat padanya. Hanya perhatian itulah yang dapat membangun kami untuk lebih dekat. Sekarang ia sudah tidur. Selamat malam ukhti, semoga mimpimu indah, dan tolong untuk malam ini jangan mimpikan aku...
Keesokan harinya masih tak ada kabar darinya. aku menunggu, namun aku malu mengemis. Apa hakku mewajibkannya untuk ingat akan hal itu. hingga malam sebuah sms darinyapun datang. mengucapkan selamat dengan berupa sms lucu. aku senang namun masih ada rasa mangkel dahati. daripada berkepanjangan, akupun mengakhiri percakapan sms hari itu. kucoba dengan kata kata baik, namun masih tampak mencolok aura emosi didalamnya. tak tahulah bagaimana, aku seakan bersikap layaknya anak kecil.